Pilu..!! Sepasang Pasutri di Banyuwangi Harus Menerima Kenyataan Bayinya Meninggal di Dalam Kandungan - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Jumat, 08 Mei 2020

Pilu..!! Sepasang Pasutri di Banyuwangi Harus Menerima Kenyataan Bayinya Meninggal di Dalam Kandungan

Foto Ilustrasi

Banyuwangi, Metro Jatim;

Keinginan mempunyai momongan pasangan pasutri Abdul Ajis, dengan Fitriya Ningsih, asal RT 02 RW 04  Dusun Aseman, Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi gagal. Mereka harus merelakan kepergian sijabang bayi.

Dengan usia kandungan sudah 9 bulan. Pasangan ini harus menerima kenyataan bahwa si jabang bayi sudah tidak bernyawa saat dikeluarkan dalam kandungan oleh tim medis Rumah Sakit Umum Belambangan Minggu, (4/5/2020).

Meninggalnya bayi yang masih didalam kandungan yang berusia 9 bulan tersebut diduga lamban dalam menangani pasien ibu yang hendak melahirkan di salah satu bidan setempat.

"Pada hari Jum,at  (1/5/2020) istri saya terasa perut nggak enak, kemudian saya bawa ke bidan Sri Mujiati, untuk periksa. Sesampainya disana istri saya diperiksa katanya sudah buka satu, tapi disuruh pulang lagi," terang Abdul Ajis, suami dari Fitriya Ningsih. Kepada Wartawan. Kamis, (7/5/2020).

"Keesokan harinya tepatnya hari Sabtu (2/5/2020) Saya membawa istrinya untuk diperiksakan lagi. Kata Bu Sri Mujiati, sudah buka 2. Namun tetap saja
disuruh pulang padahal istri saya sudah menyampaikan bahwa sudah keluar air ketuban, justru jawab Bu Sri Mujiati itu hanya air lendir biasa," kata Fitriya Ningsih yang diteruskan oleh Abdul Ajis.

"Pada hari Minggu (4/5/2020) pagi, perut istri saya terasa sakit seakan mau melahirkan. Secepatnya Saya bawa kembali ketempat bidan Sri Mujiati sesampai di sana istri saya bilang sama Bu Bidan kalau perutnya sudah sakit seakan mau melahirkan, setelah ditunggu sampai jam 9 tidak ada reaksinya sehingga oleh Bu Sri Mujiati dirujuk untuk dibawa kepukesmas Wongsorjo untuk di berikan perangsang supaya cepat melahirkan," ucap Abdul Ajis.

Setelah mendapatkan rujukan dari bidan Sri Mujiati Abdul Ajis langsung membawa istrinya kepukesmas Wongsorjo namun sesampai di sana kata Ajis istrinya hanya diperiksa dan diimpus sambil mengatakan kondisi bayi dalam keadaan normal.

"Dipukesmas istri saya hanya diperiksa dan diimpus, kata petugas bayinya dalam keadaan normal, namun setelah menunggu lama tidak ada perkembangan justru istri saya semakin lemas,bsetelah diperiksa justru kondisi bayi dalam kandungan sudah kritis baru dibuatkan rujukan ke RSUD Belambangan Banyuwangi oleh pihak puskesmas," kata Abdul Ajis dengan wajah penuh kecewa.

Kecemasan Abdul Ajis tentang keselamatan bayi yang masih didalam kandungan istrinya terlihat diwajahnya yang masih polos karena belum pernah mengalami kejadian seperti ini, sehingga tidak tunggu waktu lama Abdul Ajis langsung membawa istrinya ke Rumah Sakit Umum Belambangan Banyuwangi Minggu, (4/5/2020).

"Sesampainya di RSUD Blambangan, istri saya dicek, oleh petugas yang menangani waktu itu istri saya ditegur. "Wah kok sampai terlambat di bawa kesininya, padahal air ketubanya sudah keluar itu bisa jadi rcun," jelas Abdul Ajis.

Sementara Sri Mujiati, bidan yang menanangi Fitriya Ningsih disaat mau melahirkan saat dikonfirmasi dirumahnya mengatakan. "Kita sudah jalankan pemeriksaan sesuai SOP mas," terangnya.

Bidan Sri Mujiati memaparkan bahwa pada saat diperiksa pasien masih dalam kondisi biasa saja, kemudian olehnya dilakukan observasi. Setelah kembali lagi periksa, keadaanya masih tetap saja, lalu Dia memberikan rujukan agar di bawa ke Puskesmas Wongsorjo.

"Kita berikan rujukan agar di bawa ke Puskesmas Wongsorjo mas," jelasnya.

Bidan tersebut menjelaskan setelah diberi surat rujukan ke Puskesmas, pasien  sudah tidak lagi menjadi tanggung jawabnya.

Saat di tanya tentang keluarnya Air Ketuban, bidan yang juga masih dinas di Puskesmas Wongsorjo tersebut menjawab,"Ya pak saya meriksa memang hanya lendir bukan ketuban dan itu pun sudah saya tunjukkan ke mbak Fitrinya," jelasnya.

Namun sayang hingga berita ini ditulis pihak Puskesmas Wongsorjo dan juga Pihak RSUD Blambangan, Banyuwangi, belum bisa dikonfirmasi.

Dalam kasus dugaan lambanya penanganan saat melahirkan yang menyebabkan meninggalnya bayi saat melahirkan dari pasangan Abdul Ajis dan Fitriya Ningsih.

Mereka berharap ada pihak terkait yang turun kelapangannya, guna menyelidiki kejadian tersebut. Yang tujuanya bisa meminimalisir terjadinya dugaan mal praktik yang dilakukan. (Agus Salim)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini