Hanya Bertani Turi, Pria di Banyuanyar Sukses Biayai Kedua Anaknya Hingga Sarjana - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Kamis, 07 April 2022

Hanya Bertani Turi, Pria di Banyuanyar Sukses Biayai Kedua Anaknya Hingga Sarjana



Probolinggo, Metro Jatim;

Mendapatkan gelar sarjana itu tidak mudah dan tidak murah. Disamping biaya kuliah yang tinggi, minat serta inteligensi calon mahasiswa pun dituntut tinggi pula. Bagi masyarakat pedesaan terlebih bagi kaum petani memiliki anak berpendidikan tinggi adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Karena rata-rata petani ekonominya pas-pasan bahkan tergolong menengah ke bawah.


Misli (57), warga Desa Banyuanyar Tengah Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo yang telah berhasil menyekolahkan kedua anaknya hingga sarjana hanya dengan bertani turi (toroy). Misli mengatakan dirinya bertani turi sejak kedua anaknya duduk dibangku Madrasah Tsanawiyah. Kala itu tidak sedikit tetangga yang mencibir langkah beliau menanam Turi (Toroy), maklum para tetangganya mayoritas bertani bawang merah yang sekali panen keuntungannya bisa puluhan juta rupiah sebaliknya menilai nanam turi hasil atau keuntungannya kecil.


"Lambek benyak sang tetanggeh ngreme agi nkok atanih toroy, Cong. (Dulu banyak tetanggaku meremehkan aku bertani turi)," ungkapnya.


Namun berkat kesabaran dan kesungguhannya dalam bertani, meski awalnya harga kembang turi terjual Rp 2.000 perkilo yaitu sekitar sembilan tahun silam, kini harganya lumayan mahal yakni Rp 8.000 perkilo. Saat ini Misli sudah memiliki tiga petak sawah berukuran sekitar 2500 meter persegi yang ditanami turi dan siap panen dua hari sekali. 


Misli juga menuturkan dari ketiga petak  sawah tersebut jika dipanen bersamaan bisa dapat delapan sak plastik tanggung atau sekitar 80 kg. Artinya Misli tiap dua hari sekali memperoleh penghasilan Rp 640.000 (80 kg x Rp 8.000).


Tapi mulai ada pandemi Covid-19, permintaan di pasar tak selancar sebelumnya, sehingga Misli dibantu anak serta istrinya memanen kembang turi tidak bersamaan. Hari ini yang dua petak, sisanya  dipetik esok harinya.


Sedangkan saat ditanya apakah Misli akan mewariskan tani turi pada kedua anaknya jawabnya adalah tidak. "Cokop nkok se deddi petani, sang anak koduh lebih mapan lakonah timbeng se nkok. Mangkanah bik nkok e pasakolah pa tekgih (Cukup aku yang jadi petani, anak-anakku harus lebih baik (mapan) pekerjaannya daripada aku. Maka dari itu aku sekolahkan mereka sampai perguruan tinggi)," ungkap Misli pada awak media metrojatim.id, Selasa (5/4/22).


Misli berpesan pada para petani Probolinggo khususnya yang ada di wilayah Banyuanyar agar tidak bernafsu atau mengejar keuntungan yang besar dalam bertani, karena yang demikian atau modalnya besar belum tentu untungnya selalu besar. Modal kecilpun juga bisa besar hasilnya (untungnya) kalau dilakukan secara maksimal, semisal bertani turi (Toroy).


"Jek tagiuk atanih se asella rajeh, apapole bendenah rajeh, soallah asella tak tanto rajeh (jangan tergiur bertani yang menjanjikan keuntungan besar, apalagi dengan modal besar, karena keuntungannya belum tentu besar)," pungkasnya. (Mashud)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini