Petani HIPPA Keluhkan Kondisi Jaringan Air Sekunder. - METRO JATIM

Breaking

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini

Jumat, 17 Juni 2022

Petani HIPPA Keluhkan Kondisi Jaringan Air Sekunder.


Madiun, Metro Jatim; 

Keluhkan kecilnya debit air dari aliran saluran jaringan air sekunder yang diterima oleh kelompok petani HIPPA Desa Darmorejo, Desa Sidodadi, Desa Kuncen dan Desa Kaligunting Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, membuat hasil panen Padinya tidak dapat maksimal. Kamis (16/06/2022).


Keluhan petani HIPPA tersebut mendapat respon dari Kepala Desa Darmorejo, Hernanto dengan menugaskan ketua HIPPA "Tirta Nastari" Desa Darmorejo Sudarno untuk turun kelapangan bersama Kasun Darmorejo dan didampingi oleh petugas pengairan wilayah GDL I Gonalan Sumarno guna mengecek kondisi riil jaringan irigasi sekunder yang melintasi Dusun Gonalan Desa Kebonagung.

Terlihat jelas pada kondisi saluran jaringan irigasi sekunder secara fisik sudah tidak sesuai dengan kontruksi standard rancang bangun, diawali setelah bangunan bagi/sadap sekunder BGL I di KM 0.196 Gonalan, kondisi jaringan irigasi tampak menyempit/mengecil dan diperkirakan panjangnya mencapai 2000 m sampai pada titik bangunan bagi/sadap tertier.


Menurut penjelasan petugas pengairan Gonalan Sumarno, ”Setidaknya Kondisi konstruksi saluran jaringan irigasi sekunder kesatu ini bila saja kondisinya normal seperti halnya pada saluran jaringan irigasi sekunder kedua sebelah timur, tentu debit airnya tidak akan banyak berkurang dan mampu mengairi sawah seluas 203 Ha, sesuai yang tertera pada papan prasasti dibangunan bagi/sadap BGL I di KM 0.196 Gonalan, dimana kontruksi normal sesuai standard rancang bangun lebar  1 m tinggi dinding 60 Cm lebar dasar 40 Cm,” tuturnya.


Dari hasil pengecekan atau survei lapangan ini telah diterima oleh Kepala Desa Darmorejo Hernanto, "Hasil pengecekan atau survei lapangan tentang kondisi riil saluran jaringan irigasi Sekunder ini akan saya kordinasikan bersama kepala desa lainnya untuk ditindak lanjuti kepada dinas PUPR Kabupaten Madiun maupun Ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo agar mendapat tanggapan serius,” pungkasnya. (Ismantono)

Post Top Ad

Pasang Iklan Disini