Banyuwangi, Metro Jatim;
Banyuwangi diklaim merupakan sebagai penghasil Ikan Lemuru nomor satu di Indonesia. Industri Ikan Lemuru di Banyuwangi juga telah mampu menembus pasar Jerman.
Untuk mendukung pertumbuhan industri perikanan di Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi menyambut baik rencana investasi perusahaan kaleng kualitas ekspor yang akan dibangun tahun depan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan kehadiran investor lokal dalam mengembangkan usaha akan mendapat dukungan dari pemeriksaan daerah.
"Kami senang ya, kalau ada investor lokal yang mau mengembangkan usahanya kami dukung. Ini juga bagian dari tugas kami pemerintah daerah untuk mendukung investasi yang ada di daerah," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (26/10).
Ipuk juga berharap dengan berkembangnya investasi di bidang perikanan ini, industri perikanan di Banyuwangi akan tersentralisasi di daerah mulai hulu hingga hilir.
"Mudah-mudahan semuanya dari hulu hingga hilir dibuatnya di Banyuwangi, ikannya dari Banyuwangi, industri pengalengan dan kalengnya dibuat di Banyuwangi, tapi kualitasnya ekspor," ujar Ipuk.
Selain itu, Pemkab Banyuwangi telah mengupayakan pembicaraan dengan pemerintah pusat soal regulasi optimalisasi pelabuhan Tanjungwagi sebagai pelabuhan ekspor dan impor.
Menurutnya, sudah ada sejumlah investor yang melakukan pendekatan untuk berinvestasi ketika pengembangan pelabuhan Tanjungwangi sudah mulai terlihat.
"Untuk ekspor dari Banyuwangi kita masih proses ya, proses terkait dengan imigrasinya terkait dengan regulasi nya, kita berharap Tanjungwangi bisa kita maksimalkan. Tapi saya rasa sudah ada beberapa investor juga berharap Tanjungwangi untuk bisa digunakan, jadi tinggal nanti kita komunikasi dengan imigrasi pusat, sudah pernah ada komunikasi dengan pusat," terangnya.
Ipuk juga berharap dengan munculnya para investor di bidang perikanan membuat Banyuwangi bisa menjadi daerah yang berkembang sesuai dengan harapan banyak warga.
"Kita berharap dengan investasi yang muncul dengan baik, mereka juga taat aturan, daerah ini bisa menjadi seperti harapan kita dulu ya. Banyuwangi ini punya kemampuan baik itu di bidang industri manufaktur maupun di industri wisata. Kita punya laut, kita ada Bandara, kita ada kereta. Bagi kami ini potensi yang harus dikembangkan," tambah Ipuk.
Komisaris CV Pacifik Harvest, Aminoto yang menjadi investor lokal yang akan mendirikan pabrik kaleng kualitas ekspor mengungkapkan bahwa nilai investasi yang akan dia tanamkan mencapai Rp 100 miliar dengan kontribusi pemenuhan kebutuhan kaleng sebanyak 30 persen.
"Investasi kita kurang lebih 80-100 milliar rupiah, perusahaan pembuatan kaleng kosong di Banyuwangi ini akan mulai tahun depan kapasitas 30% dari kebutuhan pabrik yang 70% dipenuhi Impor. Kapasitas itu nanti mampu menekan biaya produksi sampai 5%," ujar Aminoto.
Selain itu, ia berharap ekspor ikan kaleng dari Banyuwangi bisa dilakukan melalui pelabuhan Tanjungwangi.
"Mudah mudahan ekspor bisa di Tanjungwagi bisa ekspor di pelabuhan kita sendiri, regulasi pemerintah dibutuhkan untuk bisa ekspor seperti infrastruktur untuk crane juga perlu dicukupi," tegasnya.
Menurut Aminoto, bila ekspor bisa dilakukan dari Pelabuhan Tanjungwangi, maka industri perikanan di Banyuwangi bisa menekan biaya hingga Rp 500 ribu per kontainer.
"Kalau bisa ekspor dari Tanjungwangi yang bisa ditekan 500 ribu per kontainer kalau 100 kontainer bisa Rp 500 juta tiap bulan," pungkas Aminoto. (Herman)