![]() |
Foto, Direktur RSUD Moh Anwar Sumenep: dr Erliyati |
Sumenep, Metro Jatim;
Kini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep tengah menjalani berbagai proses transformasi sebagai bagian dari persiapan menuju akreditasi rumah sakit tipe B.
Namun, di tengah upaya tersebut, muncul sejumlah sorotan publik terkait skema rekrutmen tenaga non-ASN yang menggunakan pola Indeks Kinerja Satuan (IKS).
Menanggapi hal itu, Direktur RSUD Sumenep, dr. Erliyati, memberikan penjelasan terbuka. Ia menegaskan, seluruh proses rekrutmen dilakukan secara transparan dan sesuai regulasi.
“Siapa pun yang bisa membuktikan bahwa saya merekrut saudara atau keponakan lewat IKS, silakan tunjukkan dan buktikan,” kata dr Erliyati dengan tenang, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menurutnya, skema IKS dipilih sebagai solusi atas keterbatasan dalam rekrutmen ASN, terutama saat rumah sakit dituntut segera memenuhi standar pelayanan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) usai resmi naik kelas dari tipe C ke tipe B pada Februari 2025.
“Semua langkah ini bukan semata-mata kebutuhan internal, tapi bagian dari proses transformasi agar rumah sakit mampu bersaing dan memberi layanan optimal,” jelasnya.
DIRUT RSUD Moh Anwar Sumenep dr Erliyati juga menekankan, bahwa kebijakan tersebut dijalankan berdasarkan aturan yang sah. Ia merujuk pada Permendagri Nomor 79 Tahun 2018, Peraturan Bupati Sumenep Nomor 57 Tahun 2020, dan Keputusan Direktur RSUD sebagai dasar hukum penerapan skema IKS.
Lebih lanjut, ia menuturkan, bahwa transformasi yang dijalankan tidak hanya mencakup sisi sumber daya manusia, tetapi juga perbaikan sistem layanan dan modernisasi fasilitas kesehatan.
“Kami terus mendorong digitalisasi dan peningkatan alat kesehatan. Tapi yang paling penting adalah memastikan pelayanan yang empatik dan sesuai kebutuhan pasien,” tuturnya.
Sebagai bentuk tranparansi, RSUD Sumenep juga membuka ruang partisipasi publik melalui Instalasi Peduli Pelanggan (IPP), sebuah saluran yang disiapkan bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik dan saran.
“Kami tidak hanya bicara alat atau bangunan. Pelayanan yang manusiawi dan tepat sasaran adalah wajah rumah sakit yang sebenarnya,” pungkasnya. (Yakoeb).