Jombang, Metro Jatim;
Galian tersebut disinyalir warga terlaku dalam sehingga mengakitkan sumur warga sekitar galian mengalami kekeringan, warga harus setempat ingin mengambil air bersih harus rela berjalan 300 meter, hal ini di sampaikan JN warga setempat Minggu (17/06/2018).
Lebih lanjut JN menyampaikan bahwa, pihak PT memang menyediakan air yang di tampung di depan rumah warga namun menurutnya air tersebut berwarna putih tidak jernih seperti air dari sumurnya. Di samping keluhan tentang sumur kering, warga Dsn Grobokan di RT 01 RW 01 juga mengeluhkan debu akibat aktiviatas Galian.
" kalau angin kencang debu masuk rumah mas, sekitar galian ini kayak ada kabut tebal dan sangat mengganggu kami " . Terang JN kesal
Masih menurutnya, bahwa warga sudah berusaha menyampaikan keluhan ini pada Kepala Desa setempat namun sampai sekarang belum ada respon bahkan saat di suruh ngecek lokasi galian Waridi sang Kepala Desa justru tidak hadir. Hal ini di sampaikan JN pada Awak media saat di lokasi galian.
" gak tau mas kami harus mengadu kemana lagi, sebab kami ini masyarakat kecil. Ngadu pada Kepala Desa juga gak direspon, padahal Kades adalah Bapaknya warga Grobokan tapi seolah cuek saja dengan kesulitan kami ".
Tentu proyek ini ijinnya ke Pemerintahan Desa tapi Desa juga kurang melihat dampak dan keluhan warga sebab yang merasakan langsung dampaknya adalah warga sekitar, disamping suaranya bising, debunya juga mengganggu, sumur warga juga kering semua. Keluhan warga Grobokan ini harus di respon pihak Forpimka Kabuh dan Pemkab Jombang, agar keluhan warga akibat dampak galian C ini mendapatkan solusi.
" jangan sampai galian C ini mengorbankan warga Grobokan demi kepentingan pihak tertentu namun yang menjadi korbannya masyarakat kecil seperti kita " papar JN geram. (yon)