Banyuwangi, Metro Jatim;
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Unej Membangun Desa (KKN UMD) yang bertugas di Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, menggagas sebuah terobosan inovatif berupa penyelenggaraan Blambangan Watermelon Festival.
Inisiatif ini merupakan program kerja utama mereka dalam upaya merebranding semangka sebagai komoditas unggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa secara berkelanjutan. Sosialisasi mengenai rencana festival tersebut diselenggarakan pada Minggu malam, 27 Juli 2025, pukul 19.00 WIB, bertempat di kediaman Bapak Ponco, salah satu tokoh masyarakat Dusun Sukosari Desa Blambangan.
Sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai unsur penting desa, di antaranya Sekretaris Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Ketua Karang Taruna, pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta masyarakat sekitar yang hadir dengan penuh antusias. Festival ini dijadwalkan akan berlangsung pada 10 Agustus 2025, dan menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan potensi semangka Blambangan secara lebih luas.
Mahasiswa KKN UMD melihat bahwa komoditas semangka yang selama ini menjadi salah satu hasil pertanian utama di desa, belum mendapat perhatian serius dari segi pemasaran dan pengembangan nilai tambah. Melalui festival ini, mereka berharap semangka Blambangan tak hanya dikenal sebagai produk tani biasa, tetapi dapat naik kelas menjadi ikon desa yang memiliki identitas dan kekuatan pasar, baik di tingkat lokal maupun regional.
Program kerja ini digagas oleh tim KKN UMD Universitas Jember yang diketuai oleh Febrian Amril Wahit, dengan anggota Kharisma Citra Pitaloka, Felisa Rahmadani Putri, Bunga Fitriasa, Indah Nur Aini, Ikzan Rifki Dwi Cahyo, Eka Julia Nur Azizah, Septian Bintang Cahyo, Riyanto, dan Nur Anggi Istiya Dewi. Kesepuluh mahasiswa lintas disiplin ilmu tersebut dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan, Ir. Muhammad Ghufron Rosyady, S.P., M.P.
Berbagai tanggapan dan dukungan muncul dalam forum sosialisasi tersebut.
Ketua BPD Blambangan menyampaikan penting bagi panitia untuk menetapkan visualisasi dan konsep acara sejak awal agar tidak terjadi miskomunikasi di antara panitia dan pelaku UMKM yang akan berpartisipasi. Ia berharap semua elemen dalam festival ini dapat selaras dengan tema semangka sebagai sentral acara, mengingat festival ini dirancang untuk menjadi kegiatan berskala tahunan yang dapat menarik perhatian hingga tingkat kabupaten.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna, Bapak Badrus, mengungkapkan ide festival semangka sejatinya telah muncul sejak dua tahun lalu. Namun, karena keterbatasan sumber daya dan fokus desa, rencana tersebut belum terealisasi. Sehingga, kehadiran mahasiswa KKN menjadi katalisator yang mempercepat terwujudnya gagasan tersebut. “Saya berharap agar semangka Blambangan ke depan dapat dipasarkan ke tujuh hotel besar di Banyuwangi, sehingga mampu meningkatkan nilai jual dan daya saing produk pertanian lokal.” Ungkap Bapak Badrus.
Dukungan penuh juga datang dari tuan rumah sosialisasi, Bapak Ponco, yang menyatakan kesiapannya untuk mendukung program kerja mahasiswa KKN, baik dari segi tenaga, pemikiran, maupun pendanaan. Ia menilai bahwa festival ini dapat membawa dampak positif yang nyata bagi masyarakat, khususnya para petani yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian desa.
Blambangan Watermelon Festival dirancang dengan berbagai kegiatan menarik yang relevan dengan tema pertanian dan ekonomi kreatif. Rencananya akan diisi dengan bazar UMKM bertema semangka, lomba kreasi dan ukir semangka, pameran hasil pertanian lokal, pentas seni dan budaya, serta talkshow edukatif seputar pertanian modern. Puncak acara akan ditutup dengan Malam Apresiasi sebagai bentuk penghargaan kepada para petani semangka Blambangan yang telah berkontribusi besar dalam menopang perekonomian desa.
Berdasarkan perencanaan yang matang serta dukungan dari berbagai pihak, Festival Semangka ini diharapkan tidak hanya menjadi perayaan musiman, tetapi juga langkah awal pembentukan identitas desa berbasis potensi lokal yang kuat.
Mahasiswa KKN UMD Blambangan meyakini bahwa melalui sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak akademisi, Blambangan dapat tumbuh menjadi desa yang mandiri secara ekonomi dan dikenal luas melalui ikon semangkanya. (Herman).