Banyuwangi, Metro Jatim;
Guna meningkatkan kualitas kesehatan remaja, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi laksanakan Gerakan Remaja Sehati. Program Gerakan Remaja Sehati adalah seruan perang melawan permasalah kesehatan pada remaja di Banyuwangi yang semakin komplek dan dapat mengganggu tumbuh kembang remaja. Program ini bukan hanya sosialisasi dan edukasi biasa, melainkan sebuah inisiatif yang dirancang supaya menciptakan mentor kesehatan sebaya dari kalangan remaja itu sendiri.
Program Gerakan Remaja Sehati atau ‘Sehat Kini dan Nanti’ itu, digelar Rabu (27/8/2025) di Pendopo Sabha Swagata Blambangan dengan ratusan remaja dari perwakilan 217 desa Se-Banyuwangi bersama dengan tim penggerak PKK termasuk Duta Kesehatan dan Remaja Bakti Husada.
Salah satu remaja yang hadir dari Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Hafid menyampaikan rasa antusiasmenya. Remaja yang tengah duduk di bangku kelas 10 SMP itu sangat terbantu dan ingin menularkan wawasan yang didapatkannya kepada rekan di lingkungan sekolah hingga rumahnya.
Menurut Amir Hidayat, Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, 28 persen remaja di Banyuwangi mengalami anemia. Jika kadar hemoglobin rendah, maka distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh organ, terutama otak, akan berkurang. Akibatnya, remaja sering mengalami lemah, letih, lesu, hingga prestasi menurun.
Selain itu banyak lagi permasalahan yang harus diselesaikan antara lain perilaku merokok, hasil survei menunjukkan ada kenaikan perilaku merokok, angka remaja yang merokok mencapai 14,8 persen. Lalu penyalahgunaan narkoba, seks bebas atau pernikahan dini, pola makan kurang baik, seperti sukanya para remaja dengan makanan instan, gangguan kesehatan mental hingga kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Penyebab kesehatan mental menurut Amir, karena bullying kini semakin marak, baik secara verbal maupun fisik, yang berdampak serius terhadap kondisi psikologis remaja. Untuk itu, pihaknya menghadirkan psikolog dari RSJ Menur Surabaya, Ella Titis Wahyuniansari, S.Psi,. M.Psi, dan dr. Raisa Prissilia. guna memberikan sosialisasi cara mengatasi masalah mental serta membangun daya resiliensi.
“Edukasi tentang hipertensi juga disampaikan. Karena anak-anak sekarang sudah mengalami hipertensi karena kurang aktivitas fisik dan kerap mengkonsumsi makanan rendah nutrisi,” ujarnya.
Oleh sebab itu adanya Gerakan Remaja Sehati tersebut dalam rangka memperluas wawasan dan menyelami permasalah kesehatan remaja kepada remaja itu sendiri. Sehingga diharapkan menciptakan peer educator atau mentor kesehatan bagi rekan sebayanya diseluruh penjuru Banyuwangi.
Selain pemaparan edukasi dari narasumber tentang permasalahan kesehatan pada remaja, dampak hingga upaya pencegahan. Giat Gerakan Remaja Sehati itu juga dirangkai dengan senam posyandu hingga minum Tablet Tambah Darah (TTD) serentak. (Herman)