![]() |
| Foto : Ir.Indana Sugiyarto, S.Y., M.T, Ka.Prodi Teknik Elektro Industro PENS Surabaya, bersama Thoufik Irianto, Penerima Hibah |
Kediri, metrojatim.com;
Upaya penguatan teknologi perikanan di Jawa Timur kembali mencatat tonggak penting. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) melalui Program Studi Teknik Elektro Industri meluncurkan alat pakan ikan otomatis bertenaga hybrid solar cell–PLN, sebuah inovasi strategis yang dipandang mampu mengubah wajah produktivitas sektor perikanan dan UMKM lokal. Agenda peresmian dan demonstrasi alat digelar pada Sabtu (6/12/2025) di Dusun Nepen, Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.
Program ini merupakan implementasi nyata pengabdian masyarakat yang didanai Kementerian Sains dan Teknologi (Kemen Saintek). Pelaksanaan teknis dipimpin langsung oleh Ir. Indana Sugiyarto, S.T., M.T., akademisi sekaligus ahli teknologi energi terbarukan dari PENS.
![]() |
| Foto : Pemasangan Panel solar cell, di kolam Thoufik Irianto |
Inovasi Energi Hybrid: Menjawab Tantangan Cuaca, Menjamin Kontinuitas Pakan Tanpa Kompromi
Alat pemberi pakan otomatis yang diperkenalkan PENS dirancang menggunakan pendekatan energi ganda (hybrid), mengombinasikan:
Solar cell sebagai sumber energi utama,
Listrik PLN sebagai cadangan ketika radiasi matahari berkurang akibat cuaca mendung ataupun hujan.
Sistem ini menjamin kegiatan pemberian pakan tetap berlangsung tepat waktu, stabil, dan tanpa risiko gangguan operasional. Meski kebutuhan alat hanya 400 watt, PENS menanamkan inverter berkapasitas 2.000 watt demi membuka ruang ekspansi sistem, termasuk penambahan panel surya ataupun baterai di masa mendatang.
Instalasi dan demonstrasi dilakukan di kolam ikan milik Thofik Irianto di Dusun Nepen, yang dipilih karena tingginya kebutuhan teknologi efisien dalam pengelolaan pakan serta besarnya potensi pemberdayaan kelompok tani.
![]() |
| Foto : Tim PENS Surabaya bersama petani Ikan, Thoufik Irianto |
Program ini menyasar tiga kelompok penerima manfaat yang memiliki pengaruh signifikan terhadap rantai pasok perikanan lokal, yaitu:
1. Kelompok pembibit ikan (baby fish)
2. Kelompok UMKM ibu-ibu pengolah dan pengemas produk ikan
3. BUMDes sebagai penggerak pemasaran dan distribusi
Lanjut Indana Sugiyarto menekankan pentingnya keselarasan antaraktor penerima manfaat.
“Program ini untuk semua, bukan untuk satu pihak saja. Kolaborasi menjadi kunci agar potensi teknologi ini dapat dimaksimalkan dan tidak menimbulkan klaim sepihak,” tegasnya.
Empat Pilar Implementasi: Dari Pemasangan hingga Evaluasi Dampak
Penerapan teknologi dilakukan melalui alur kerja komprehensif yang meliputi:
1. Instalasi sistem hybrid dan panel surya,
2. Pemasangan alat pakan otomatis langsung di kolam,
3. Demonstrasi penggunaan kepada seluruh kelompok tani dan UMKM,
4. Evaluasi dampak, pendampingan teknis, serta penyusunan rekomendasi keberlanjutan.
![]() |
| Foto : KA.Prodi Teknik Elektro Industri PENS Surabaya, Ir. Indana, S.T, M.T dilokasi pemasangan PLTS |
Proses pengadaan sarana dilakukan melalui mekanisme tender internal perguruan tinggi, sehingga membutuhkan rentang waktu persiapan yang terukur. Meski demikian, Indana memastikan bahwa seluruh instalasi akan mencapai 100 persen penyelesaian dalam waktu kurang dari satu minggu.
Manfaat Ekonomi dan Sosial: Energi Terbarukan sebagai Penggerak Kemandirian Desa
PENS dan Kemen Saintek menetapkan sejumlah manfaat prioritas dari teknologi ini, meliputi:
Efisiensi dan kepastian jadwal pemberian pakan
Penurunan ketergantungan penuh terhadap listrik PLN
Pengurangan biaya operasional UMKM perikanan
Peningkatan adopsi energi terbarukan di tingkat pedesaan
Pendorong kemandirian teknologi bagi kelompok tani dan UMKM lokal
Inisiatif ini sekaligus melanjutkan rangkaian keberhasilan PENS dalam menghadirkan teknologi tepat guna di masyarakat, termasuk inovasi sebelumnya berupa sistem pengering, penggiling, dan pemanas berbasis hybrid yang telah dioperasikan di UD Wonosalam.
Roadmap Teknologi 2026: Penajaman Program dan Penguatan Sinergi Desa–Perguruan Tinggi
PENS memastikan bahwa pengajuan program lanjutan untuk tahun 2026 akan disampaikan ke kementerian sebelum batas waktu 29 Desember 2025. Usai kegiatan di Desa Krecek, tim PENS dijadwalkan melakukan konsultasi bersama pemerintah desa guna merumuskan roadmap keberlanjutan teknologi, termasuk penguatan peran BUMDes dan kelompok UMKM dalam pengelolaan alat.
Menutup agenda, Indana Sugiyarto menegaskan bahwa teknologi dan masyarakat hanya akan berhasil apabila keduanya saling mendukung.
“Harapan kami, perguruan tinggi dan masyarakat dapat berjalan terang benderang, tanpa miskomunikasi, saling memahami, dan saling menguatkan. Hanya dengan sinergi, teknologi ini bisa memberi dampak nyata,” pungkasnya.
(RD)



